Mutiara Hadits

Dari Hudzaifah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ

“Fitnah/dosa pada diri seseorang karena keluarga, harta, atau tetangganya akan terhapus dengan sholat, puasa, dan sedekah.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)



Senin, 07 Oktober 2013

Krisis Kualitas Pendidikan Indonesia

Ketika mengikuti seminar Politik Pendidikan dalam Tantangan di UNY yogyakarta hari ini(5/10/13) beberapa pembicara dari luar negeri dan dalam negeri  yang bergelut dalam pendidikan, mengungkap bahwa kualitas pendidikan kita menurut data PISA (Program for International Student Assessment), lembaga dunia untuk penelitian kualitas pendidikan ini memberikan hasil penelitiannya bahwa kualitas pendidikan indonesia sangat rendah berada dibawah 12 negara Asean, hal ini dapat dilihat dari kualitas penguasaan Siswa-siswa kita terhadap 3 mata pelajaran inti
dalam kurikulum yaitu; Membaca (bahasa), Menghitung (matematika) dan Pengetahuan Alam dan lingkungan (Sains) kualitas siswa-siswa indonesia menurut PISA, berada diperingkat antara 10-12 dari 12  negara Asean, berarti kualitas pendidikan dan kualitas keilmuan anak-anak kita dari SD-SMA sangat rendah dibawah standart  dan karnanya tidak dapat bersaing dengan negara- lain di ASEAN.  Dari kondisi rendahnya kualitas pendidikan indonesia ini dapat disimpulkan implikasi dan efeknya terhadahap indonesia sbb:

1. Lembaga Pendidikan adalah Lembaga yang sangat bertanggungjawab memproduksi SDM dalam segala bidang kehidupan dan mengembangkan kualitas SDM sebuah negara, oleh karenanya kualitas SDM berbanding lurus dengan kualitas pendidikan karena pendidikan adalah proses membina potensi, bakat dan semua kompetensi yg dimiliki manusia, rendahnya kualitas pendidikan  sangat berimplikasi pada rendahnya SDM, karenanya tidak heran kalau SDM indonesia paling rendah kualitasnya di ASEAN dan di dunia.

2. Lemahnya kualitas SDM pasti berimplikasi pada lemahnya kinerja aparatur negara, dari pegawai sampai level pemerintah daerah dan pusat,
Korupsi dan suap pasti terjadi sebagai efek domino dari rendahnya kualitas pendidikan, karena pendidikan membentuk karakter (akhlak) yg melahirkan integritas aparatur/pegawai, dapat dibayangkan bila pemegang kebijakan dinegara ini adalah manusia yg lemah integritas.

3. Hasil Bumi yg melimpah hanya akan mengundang tenaga dan kekuatan Asing untuk menguasai indonesia, jadi jangan heran hampir 100% perusahaan migas di negeri ini adalah asing, karena kita tdk memiliki SDM yang mampu mengola sendiri SDA kita yg melimpah itu dari bahan baku menjadi bahan siap pakai, dalam berbagai sektor.

4. Penelitian lain juga menunjukan bahwa makin tinggi pendidikan (sarjana) seseorang di indonesia, para sarjana itu semakin takut untuk menanggung resiko kehidupan, artinya tidak berani  terjun menjadi interpreneur dan berusaha sendiri, sebaliknya mereka lebih memilih menjadi karyawan, pegawai/Pns. Karenanya, 80% lulusan PT di indonesia tidak dapat diserap oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri apalagi luar negeri, (salah satu penyebab mayoritas Dirut PT diindonesia adlh tenaga asing) sebaliknya 80% lulusan PT itu antri setiap tahun menjadi pelamar cpns ketimbang membuat inovasi membuat lapangan kerja dan wirausaha.

5. Lemahnya kompetensi SDM, membuat Indonesia hanya dapat mengirim TKW Pekerja pembantu rumah tangga di Luar Negeri ketimbang mengirim tenaga ahli dan profesional, hal ini mebuat rendah martabat bangsa di luar negeri.

Jadi Pendidikan atau tarbiyah yang bermutu, kompetitif dan unggul adalah adalah solusi utama persoalan kesejahteraan bangsa ini.

Wallahu a'lam

(Dalam Kereta api antara Jogya dan jakarta) program for International Student Assessme
Oleh :  Khairan M. Arif

Sumber : Bang Riyanto via yahoogroups.com

0 komentar :

Posting Komentar